Kamis, 19 November 2009

Mengatasi Biaya Kuliah Bagi Ekonomi Tak Mampu

Kita sering berada pada situasi yang pelik dalam kehidupan, dimana kita merasakan ketidakadilan, ketidak mampuan, ketidakpantasan, dan banyak lagi hal-hal lain. Atau dengan singkat kata kita merasa ditempatkan pada kondisi dan situasi yang kita sendiri tidak menginginkannya, namun karena suatu hal kita sudah berada di dalamnya. Namun perlu kita ketahui, bila diambil sisi positifnya, hal ini akan membuat kita semakin tangguh, tahan uji dan semakin kuat untuk mandiri.

Saat ini banyak siswa SMA yang lulus dan akan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Kampus Biru menjadi tujuan utama namun kursi yang tersedia di perguruan tinggi negeri sangat terbatas. Bagi yang mempunyai tingkat ekonomi lebih atau cukup pasti segala sesuatunya tidak masalah. Nah ini nih, bagaimana bagi orang yang serba setengah ke bawah, dimana segalanya serba setengah setengah, kemampuan ekonomi setengah, kemampuan ilmu setengah , kadang minat juga setengah. Dan yang memiliki minat setengah sering kalah sebelum berperang atau mundur sebelum lihat musuh. Gawat nih teman teman, mudah mudahan nggak ada diantara kita yang memiliki sifat seperti ini ya?. Tetap SEMANGAT dan ANTUSIAS.

Dari masalah di atas, yang paling sering kita alami dan bikin putus asa adalah MASALAH KEUANGAN, dimana orang tua akan menjadi urung untuk maju mendaftarkan anaknya ke perguruan tinggi, bahkan kadang kita minder dan langsung mengalah alias mundur walaupun si anak mempunyai kemampuan dalam arti kepandaian yang cukup alias pinter atau dalam bahasa kerennya IQ tinggi. Kadang si anak langsung mencari kerja dengan gaji ‘Cukup UMR’, yang artinya Cukup untuk Usaha Memiskinkan Rakyat, hihihi (becanda lho) agar bisa bantu orang tua atau kerennya meringankan beban orang tua.

Kesimpulan di atas bukanlah suatu solusi yang tepat. Nah, disini nih saya pengen sekali berbagi pengalaman dengan adik adik sekalian. Pengalaman itu sangat berharga sekali, apalagi kalau dibagi banyak pahalanya lagi.

Kita kembali ke pokok masalah, konon dulu waktu saya kuliah …. hehehehehe, ini bukan dongeng lho, tapi reality live, tentang masa-masa sulit saat kuliah dulu. Saya banyak bergaul dengan teman yang mengalami masalah keuangan, hingga ingin mengambil kesimpulan untuk berhenti kuliah, baik karena orang tua di desa nggak mampu, atau karena udah yatim dan bahkan yatim piatu. Nah ini nih pokok masalahnya, keinginan yang tidak ditindak lanjuti dengan usaha pasti menyerah, yang terpenting kan harus kuat Iman dan kemauan, ya nggak?. Saya memang tidak mengatasi masalah mereka, tapi saya beri solusi agar mereka dapat melanjutkan sekolah mereka, seperti yang saya lakukan bersama adik adik dan saudara saya satu kontrakan, ini benaran lho!.

Solusi yang saya berikan adalah bila punya kemauan, punya cita cita, punya semangat, mau kerja keras dan yang terpenting punya harga diri, tapi yang jelas jangan tinggi ya?, kenapa saya katakan jangan tinggi, adalah agar kamu tidak mengatakan ‘nggak level’, ‘malu’, ‘aduh nggak sempat’, kalau tanggapan yang terlontar seperti ini maka segalanya akan gagal. Tapi kalau semua tanggapan negatif itu kita buang jauh-jauh dari pikiran kita, niscaya cita-citamu dapat dicapai dengan SELAMAT dan SUKSES.

Apa solusi yang akan kita tempuh bila kita tidak punya kemampuan ekonomi, tapi kita punya kemampuan untuk menggapai cita cita yang lebih tinggi?, sebenarnya sangat simpel, yang pertama cari perguruan yang kamu anggap mampu untuk membayar uang pertama alias uang masuk, atau bila perlu usahakan menyicil agar terasa ringan saat usaha masuk di SPMB gagal. Setelah masuk perguruan tinggi, bagi kalian yang ‘kembang kempis’ mengatasi biaya kuliah, masih banyak kokjalan yang bisa ditempuh, semisal melakukan usaha yang tidak mempunyai keterikatan waktu, atau usaha dengan waktu yang dapat menyesuaikan dengan waktu kuliah, contohnya memberi les privat, jualan bahkan usaha K5, bagi yang tak gengsi bisa juga ‘ngojek’ , yang penting usaha halal.

Memberikan les privat di tahap awal memang agak sulit, tapi lama kelamaan akan menjadi asyik, dan rejekinya juga seperti ‘nimbun’, dimana semakin panjang waktu yang kita tempuh semakin banyak yang kita kerjakan, semakin banyakpula hasil yang kita dapat. Jadi yang jelas butuh kesabaran. Hasil yang didapat saya yakin pasti cukup untuk menutupi biaya kuliah, tinggal cara kita untuk mengatur manajemen keuangan kita, agar nggak mengalami kegagalan, oke…?! SUKSES PASTI!.

Yang kedua yaitu mencoba berjualan, hm.. kamu pasti berpikir butuh modal besar, nggak perlu dulu sampai tahap kesana, tahap awal adalah tahap pembelajaran, jika memang kamu tidak punya modal, bisa mulai kecil-kecilan dengan jual jagung bakar atau pisang penyet atau gorengan atau apapun namanya yang penting modal awal dapat terpenuhi. Jangan berpikir mencari omzet, yang penting biaya kuliah dan hidup sehari hari tercukupi. Baru deh, setelah usahamu mapan selanjutnya bisa berpikir tentang omzet, Oke?!. Perlu diingat, yang penting jangan gengsi, dan tetep punya keinginan dan harga diri sepantasnya, yang penting usaha halal 100%. Dan sekali lagi mengingatkan, manajemen keuanganmu harus benar benar di jaga, agar semua dapat berjalan dengan baik.

Nah bagi kamu yang kurang mampu untuk hal diatas, kamu bisa bisa mencoba usaha yang lebih simpel asal kesampingkan dulu rasa malu dan gengsimu, kamu bisa ngojek, narik becak dengan cara sewa alat atau kerja part timer di warung, restoran, atau kerjaan lain yang tidak bersinggungan dengan waktu kuliah. Sekali lagi yang penting halal, oke..?!

Saya yakin bagi adik adik yang mengalami kesulitan ekonomi untuk membiayai kuliah PASTI BISA kuliah bila adik adik punya kemauan untuk SUKSES . Hal ini sudah saya pernah saya jalani bersama rekan rekan saya, hingga semua tamat S1 perguruan tinggi negeri maupun swasta. Yang penting jangan sekali kali ninggalin bangku kuliah karena malas, atau bosan. Oiya, untuk fasilitas kuliah misalnya komputer dan lainnya apabila kamu pintar bergaul, tidak sok, selalu berbuat baik untuk semua hal dan yang penting selalu berbesar hati, teman teman kamu pasti siap membantu untuk alat alat tersebut, kamu hanya cukup menjaga tanggung jawab dan kepercayaan mereka terhadapmu.

Nah gimana adik adik yang merasa tak mampu, siapkah kamu untuk berjuang?. Hal diatas adalah pengalaman saya dulu saat berada dibangku kuliah. Saya, adik adik dan teman teman saya dulu pernah mengalami menjadi tukang becak, kernet bus, loper koran, jual jagung bakar, jual pisang penyet, jual makanan untuk sarapan pagi, jual es, jadi tukang foto copy. Alhamdulillah, semuanya pada akhirnya sukses. Alhamdulillah, berkat kerja keras membiayai sendiri kuliah sendiri, akhirnya bisa lulus dan bekerja layak, baik di instansi pemerintah, swasta, bank maupun BUMN. Oke, TETAP SEMANGAT TEMAN!

Sekian dulu cerita pengalaman saya, semoga semangat kamu terbangun kembali. Ingat, berakit rakit ke hulu, berenang renang ke tepian, bersakit sakit dahulu, bersenang senang kemudian.

Akhir kata tetap semangat dan tetap berjuang, pantang mundur apalagi menyerah, SUKSES buat kita semua. PASTI BERHASIL KAWAN, TETAP SEMANGAT dan ANTUSIAS.

Sampai jumpa!

Tidak ada komentar: