Kamis, 19 November 2009

Kasih, Engkau Kupuja

Insan mendambakan kebahagiaan, dalam semua kehidupan.  Tiada terpikirkan akan derita,  walau setitik tak harap juga.
Namun impian kadang bukan nyata, yang digapai bukan maksud, hingga semua  berputar bagai roda. Gapai pujaan mustahil terwujud.
Kala melangkah kaki tersandung, bukan maksud yang bingung, tapi nyata aku berkabung, karna cinta yang terbendung.
Hidup bahagia penuh kemilau, membuat hatiku jadi kacau, dikala hati hanya mengigau, mencintai gadis seperti engkau.
Harta bukan memang segalanya, hingga buat tembok perantara, bagi insan untuk bercinta, dengan angan penuh bahagia.
Tapi dunia ini nyata, dimana kita tak ingkar makna, akan hasrat yang nyata, hingga semua memang realita.
Jejak kutarik mundur selangkah, agar tak terperosok dalam tingkah, membuat  harap semua punah, dalam cinta yang tak terarah.
Kuterjang dunia yang fana, merobah hidup dalam kasta, hingga kita tiada berbeda, hingga hilang rasa ternista.
Sayang…demi jiwa aku berjuang, demi cinta mundur berpantang, rintang dan halang kuterjang, hingga tiada rasa bimbang.
Kasih… engkau gadis kupuja, hingga aku tak berburuk sangka, dalam gapaian cinta mulia, akan arti hidup bahagia.
Kususun langkah penuh arti, mebuat diri menjadi berarti, ini menjadi suatu janji, agar engkau dapat kugapai.
Bila cinta melekat di hati, semangat membara bagai api, setiap napas penuh janji, berjuang bagai mengharap bidadari.
langkah langkah penuh pasti, menata hidup penuh mandiri, hingga tiada rintang lagi, pertanda aku cinta mati.
Kini semua telah kugapai, hidup bersama sang bidadari, karna engkau pilihan hati, walau dipuncak kini kugapai.
Salam untukmu wahai kekasih, karna ini bukan sekedar puisi melainkan kata hati

Tidak ada komentar: