Kamis, 10 Juli 2008

PROFIL KEPALA SEKOLAH

Menyadari akan potret diri yang berat untuk beraksi di depan anak negeri, Drs. MUSLIMIN, M.Si selaku pengemudi sekolah mencari teman untuk bermitra. Direngkuhnya tokoh ternama untuk menggapai cita-cita. Pilihan utama jatuh pada La Unga Setti. Di pundak La Unga Setti inilah seluruh warga sekolah berharap agar visi dan misi sekolah dapat diolah. Maka istilah komite yang telah diundangkan dalam kolam pendidikan tersandang di dada La Unga Setti. Dari sinilah pisau harapan ditancapkan oleh Drs. MUSLIMIN, M.Si. Bersama Beliau, Drs. MUSLIMIN, M.Si menari dengan selendang sutranya seraya berkata bagaimana menyeberangkan cita anak kita menuju dunianya. Bersama Beliau, Drs. Muslimin, M.Si menyanyi dengan lagu khas Bugis agar nadanya menyentuh nurani para orang tua yang mulai luntur pada pilar-pilar pendidikan bersama. Lagi-lagi bersama Beliau, Drs. Muslimin, M.Si memainkan musik kecapi dengan harap nada dasarnya terdengar oleh seluruh orang tua siswa agar bangkit emosi jiwanya ikut memainkan kecapi pendidikan sang putra tercinta.Bersama komponen guru dan tenaga kependidikan, Drs. Muslimin, M.Si selaku masinis SMP Negeri 1 Tellu LimpoE ini memainkan fungsi kemitraan sejati dengan prinsip menyatu dalam kebersamaan. Kunci prinsip Beliau ini di antaranya: tidak membedakan status dan fungsi; tanggung jawab tupoksi dalam distribusi komunikasi; kerja sama; pendampingan; setia pada siklus manajemen mulai perencanaan, penerapan, pengamatan, evaluasi, dan analisis. Kesulitan yang menimpa warga sekolah akan dihahadapi secara bersama-sama. Keorganisasian yang tercipta dioptimalkan dalam penerapan pengelolaan. Dan pembantu kepala sekolah menjadi motor pengerak denyut pembelajaran.Berbekal pada pengorganisasian ini, sebuah perubahan yang diidamkan Drs. MUSLIMIN, M.Si dan seluruh warga sekolah mulai menggejala. Bila sebelumnya kehadiran guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas berjalan tanpa kontrol dan selalu menolak untuk dipantau, maka dua tahun terakhir, muncul sebuah kerinduan mendalam pada diri guru bila dalam penerapan pembelajaran di kelasnya tidak pernah ada yang mengontrolnya. Jangan heran kalau para guru mendengar bahwa di sekolahnya kedatangan tamu, dengan serta merta terkait langsung untuk kemajuan pendidikan, maka tamu itu akan diserbu dengan tawaran agar siap bergabung di kelasnya dan siap memberikan masukan bermakna demi pengembangan pembelajaran selanjutnya. Menyelasarkan Nada SumbangKomposer handal selalu peka dengan suara, nada, dan irama seluruh instrumen dalam jajaran orkestra. Kepekaan komposer menjadi kunci keberhasilan dalam simponi. Tidak hanya lima indra tercurah dalam pengorganisasian agar memperoleh keterpaduan berbagai ragam instrumental. Indra keenam yang menyangkut nilai rasa pun turut ambil bagian.Drs. MUSLIMIN, M.Si tepat dijuluki kompuser di SMP Negeri 1 Tellu LimpoE ini. Beliau memang belum sekaliber Erwin Gotawa yang mampu menyanyi seluruh suara, nada, dan irama dalam alunan musik orkestra yang membimbing Siti Nurhaliza hingga di manca negara. Drs. MUSLIMIN, M.Si juga belum sebanding Winarno Surakhmat yang dengan puisinya bisa menusuk relung hati Bapak Yusuf Kalla dalam membangkitkan emosi untuk peduli pada anak bangsa melalui pengelolaan pendidikan. Namun, Drs. MUSLIMIN, M.Si telah berhasil mengelola sumbangnya nada di jenjang sekolah tercintanya. Resep yang digunakan untuk mengolah permasalahan demi kemajuan ditapaki melalui alur rutinitas tatap muka dengan seluruh warga sekolah. Dikembangkan kebebasan bersuara demi kemajuan bersama. Dideteksi dari dini perilaku seluruh siswa melalui tangan-tangan halus guru-guru kelas yang memegangnya. Diberikan sentuhan khusus pada anak yang cepat emosi, suka mengadu, bahkan hiper di antara sebayanya. Tentang administrasi guru, dikelolanya berdasar kebutuhan dengan sentuhan kebapakan menuju pada kreativitas dan perubahan pembaruan yang luwes. Menampung Hasrat di Tengah RehatSub judul ini tampil sebagai bukti atas greget Drs. MUSLIMIN, M.Si dalam pengelolaan sekolah berwawasan kemitraan. Di tengah-tengah waktu istirahat yang relatif singkat, pasukan Drs. MUSLIMIN, M.Si, para guru pengendali kelas di sekolah ini, siap beraksi memacu hasrat. Tak ada kata tidak bisa bila semua dilakukan dengan ceria dan niat mulia. Upaya peningkatan prestasi bisa ditata dalam berbagai situasi dan suasana. Tantangan menuju puncak dibangkitkan oleh respon anak yang galak. Maka cepat tepat menjadi pilihan mujarab untuk mengisi istirahat melayani hasrat.Cepat Tepat mengisi waktu istirahatGambaran kreativitas yang dibarengi kemauan kebersamaan untuk meraih yang dicitakan telah berangsur menjadi budaya di sekolah ini. Budaya lain yang berkembang dalam proses pembelajaran adalah perubahan kultur belajar di kelas dari konsep mengajar ke arah belajar.Ada nuansa memikat dalam mengubah proses pasif menuju proses aktif. Nuansa dimaksud adalah pudarnya budaya kekang bergeser pada kebebasan berpendapat. Rasa malu, rasa takut, rasa segan menjelma ke keberanian berlogika dan berdasar. Gambar berikut adalah bukti nyata kebebasan di kelas dalam sebuah proses pembelajaran.









Greget kreativitas atas indahnya ber-PAKEM dalam proses pembelajaran di seluruh kelas adalah makna yang dirasa jajaran guru atas manfaat yang pernah didapat melalui pelatihan singkat. Manfaat yang mulai terpatri pada jiwa guru adalah pengalaman belajar mengajar yang mampu mengubah perilaku ke arah menyenangkan dan berguna. Masukan dari pihak luar selalu menjadi modal dalam pengembangan diri untuk melakukan pembaruan dalam kinerja. Merasa bahwa sebagian kecil dari kinerjanya telah memiliki makna, maka jajaran guru di SMP Negeri 1 Tellu LimpoE ini memasuki siaga satu untuk mengimbaskan pengalaman yang diperolehnya pada saudara seperjuangannya melalui rembug bersama. Kelompok Kerja Guru Mata Pelajaran (MGMP) adalah media paling tepat dalam menyalurkan pendapat. Di sanalah sejumput aksi dan inovasi dibeberkan sebagai tanggung jawab moral atas ilmu bermanfaat untuk memasuki maslahat. Strategi dan teknik ini dijalani sebagai bagian penerapan atas makna hakiki. Model terprogram yang ingin selalu dibudayakan kepada rekan sejawat dalam praktik cukup banyak. Pertama, contoh penerapan pembelajaran sehari-hari. Kedua, teknik pengimbasan pada semua rekanan dalam pertemuan gugus. Ketiga, cara mengupayakan komunikasi antara siswa dan orang tua. Keempat, upaya melakukan dialog dengan pihak luar baik lembaga pemerintah, swasta, maupun pihak lainnya.